Nyari Tempat Wisata yang murah meriah, just 100.000 ribu buat pulang pergi dan makanan.... Temukan di Gili Trawangan Island (West Nusa Tenggara).....
lets Cekidot kita lihat saja keunikannya....dan keindahannya.
Articles To Foreign Tourists
Gili Trawangan, the most popular among the three Gili’s. Just kick back and enjoy the sun, nightly beach parties and sea. The main stripe is full of accommodations, restaurants, and dive shops.
If you are seeking a quieter place to stay there are bungalows in the north. This Island is also known as "Party Island", where mostly young European find themselves "Lost In Paradise".
If you come during the Peak Season (July-August, December-January), most places are full and prices are doubled. An advanced reservation is a must.
With spectacular sunrises over Lombok's Mount Rinjani volcano and breathtaking sunsets that illuminate Bali's towering Mount Agung volcano, together with warm hospitality of the Gili Trawangan residents, it's not surprising that most visitors end up staying longer than originally plan.
Accommodation on Gili Trawangan
Most of the accommodation centrally located on south east of Gili Trawangan. A few new establishments of bungalows with a better facilities are now available. Places in the front (beach line) are more expensive. The upmarket accommodation is no longer dominated by Villa Ombak and Villa Almarik. There are many new quality boutique resorts are now available (see places to stay, updated recently). Gili Trawangan is more developed than other Gilis for the last few years. There are also a few places to stay around the north and south west coast in more quiet atmosphere.
Activities
Snorkeling off-the-shore, sunbathing, swimming, or join any dive trips with any dive operators which colored the lines. There are quality dive schools available to cater the needs of tourists, offering complete range of PADI courses, as well as Fun Dives for those already certified.
By night, the waterfront comes to life as various foreign and locally restaurants and bars start to fire up, with fresh snapper, grouper and tuna, cooked over charcoal flames, readily available.
TOUR OF THE MONTH
LOMBOK DISCOVERY 5D/4N
All Inclusive Package
Pick up and transfers, Accommodation, full board meals, tour guide, entrances, private car, boat, etc.
...details
Lombok Dive Package
6 Days 5 Nights
Incl. accommodation, PADI dive course + certificate, etc
Lombok Fun Dive
4 Days 3 Nights
OTHER OPTIONS
Honeymooner Package
Free & Easy Package
Gili Exotic Package
Exotic Bali - Gili Island
5D/4N (new)
Lombok Bali Adventure
7D/6N (new)
Family Package 4D/3N
TURTLE HATCHERY
A local initiative was set up to help the turtle population around Gili Trawangan. The poachers are paid for their find and the turtles are re-buried and kept under surveillance. Once they hatch, the baby green and hawksbill turtles are placed in a tank and left to grow until they are approx. 6 months old when they are big enough to fend for themselves, and are released into the sea.
The project still relies purely on donations by locals and tourists and has grown bigger and bigger over the years.
BIO-ROCK PROJECT
In 2004, Vila Ombak Diving Academy began a project to encourage the re-growth of the coral using a method called Bio-rock. The process involves using a safe low-voltage current that is applied though the sea water. The electric current attracts the minerals in the seawater to a steel structure where they grow into limestone very similar to coral reefs.
In 2006, after the success of the original project, all the dive operators on the island came together to construct more Biorock structures. The 14 structures can be found in the shallower waters (5-8m) at different points just in front of each dive shop.
GILI ECO TRUST
Gili Eco Trust was set up to protect the coral reefs around the island against destructive fishing practices.
A one-time donation of Rp 40,000 charged to the guest by dive centres on Gili Trawangan to pay fisherman to stop using fishing methods that are damaging to the reefs. Funds are also used for beach cleaning, rubbish management and monitoring.
Line fishing, spear fishing and surface nets are permitted as these methods are not harmful to the reefs and the eco-system.
NIGHTLIFE
Although the island once had a reputation among the back-packing community as wicked party destination, many establishments which once laid claim to hosting wild dance parties today trade on their reputations.
By a tradition that continuous today, only one establishment per night can play music and host dance party until 4 am. Of the seven weekly venues hosting parties, the one most anticipated by tourists and locals alike are the funk house and hard music parties with local DJ's in spinning disks.
If wild dance parties are not to your liking, many restaurants and bars, including the Tirnanog - Irish bar, provide a range of more sedate and social gathering point for Al fresco dinning and drinking by the water's edge.
Profile
- Andrew Blast Viking
- Nama Gw Andrew Filipus Simanjuntak, Sedang Berusaha Mendalami Ilmu Computer And Networking...Orang Bilang Aq tuh Orangx Fun.... Humoris..... Gokil.... Hmmm Tapi Lebih Baik Km Smua yg Nilai Aq... Be Your Self Guys
Paradise In Gili Trawangan Island
6:41 PM |
Label:
Explore The World
Articles For Domestic Tourists
Gili Trawangan target ke dua setelah Gunung Rinjani, begitulah rencana awal saya dan teman-teman sebelum meninggalkan Jogja menuju Lombok, yah sekalian saja habis naik gunung langsung ke pantai apalagi Gili Trawangan sangat terkenal dengan keindahan pantainya, mumpung ada kesempatan ke Lombok. Seperti kata pepatah “sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui”.
Kami turun dari Rinjani lewat pintu Senaru di Kecamatan Bayan Lombok Utara. Tenyata kami sampai saat hari sudah agak malam jadinya kami bermalam dulu di desa Senaru. Dari Senaru naik mobil mini bus kesokan harinya menuju pelabuhan Bangsal, yang merupakan tempat penyeberangan menuju pulau Gili Trawangan.
Dari pelabuhan Bangsal menuju Gili Trawangan ditempuh sekitar 45 menit dengan menggunakan perahu kecil, setelah membeli tiket, harus menunggu sebentar sampai penumpang mencukupi. Setelah dianggap sudah cukup barulah perahu tersebut berangkat.
Sampai di Gili Trawangan, kami langsung melapor dan mendata diri di pos keamanan. Sempat kebingungan juga, habis melapor mau menaruh carrier dimana. Karena kami berlima semua bawa carrier yang cukup besar. Namun petugas keamanan disana tenyata sangat baik dan ramah, mungkin karena sudah terbiasa dengan orang-orang yang nggak jelas seperti kami.
Merekalah yang menawari kami untuk menyimpan carrier di pos penjagaan dan meminjamkan ruangannya untuk berganti pakaian, berhubung setelah melihat sekeliling, kayaknya cuma saya yang memakai celana jeans panjang dengan baju hitam tebal, ditengah cuaca yang sangat panas. Saya pun sempat menjadi bahan tertawaan teman-teman.
Setelah itu, kami berjalan-jalan menikmati pemandangan, sekaligus mencari lokasi untuk mendirikan tenda. Sungguh luar biasa memang, panorama pantai yang sangat indah, dengan pasir putih disepanjang pantai. Sebagian besar pengunjung adalah turis asing, ada yang hilir mudik bersepeda, naik cidomo (semacam dokar), atau sekedar jalan kaki, seolah-olah mereka di negerinya sendiri.
Transportasi di Gili Trawangan hanya cidomo dan sepeda, sehingga udaranya sangat segar, jauh dari polusi. Pulaunya yang kecil bisa dikelilingi dengan bersepeda maupun jalan kaki (jika cukup kuat).
Rencana awal untuk mendirikan tenda kembali di tunjau ulang, kami tak melihat ada tenda berdiri, kamu pun tak mau jadi pusat perhatian, mendirikan tenda gunung di siang bolong, pinggir pantai lagi. Padahal fisik sudah cukup lelah, belum ada istirahat sejak mendaki Gunung Rinjani. Menyewa penginapan tidak masuk dalam daftar rencana. Kami berlima masih mengandalkan kiriman dari orang tua. Dana sudah memprihatinkan, belum lagi rencana selanjutnya untuk mampir di Bali dan ongkos pulang.
Akhirnya kami mencoba menggunakan keajaiban komunikasi, dan menggunakan segala potensi, jaringan (link) pertemanan, organisasi, suku, daerah dan lain-lain. Ajaib, lewat telepon dari teman, ternyata temannya teman punya teman lagi yang punya penginapan, dan ternyata juga sedaerah dengan saya. Kami pun mendapatkan diskon sampai 85 persen dari harga normal. Setelah itu saya ketemu lagi dengan temannya teman, wah kali ini ditawari ikut diving, tapi saya tidak cukup kuat, berhubung fisik masih kelelahan. Wah, benar-benar nasib lagi mujur.
Setelah dapat kamar, kami istirahat menunggu sampai sore biar cuaca tidak terlalu panas. Menjelang sore, kami ke pantai menikmati pemandangan, dan berteduh di bawah pohon, kulit kami sudah cukup gosong, tak perlu lagi berjemur. Kali ini pemandangan betul-betul berbeda. Beberapa turis asing hanya menggunakan celana dalam tanpa atasan sambil berjemur, woww... Kami pura-pura cuek saja dan mengalihkan pandangan ke arah lain (ngelirik sih dikit-dikit he-he-he....). Kalau di plototin nanti bisa kena marah he-he...
Malamnya, Gili Trawangan benar-benar milik turis asing, turis lokal biasanya pulang ketika sudah sore hari. Kafe-Kafe yang berjejeran sepanjang pantai mulai melantungkan musik-musik, serasa di Legian Bali, cuma kali ini kafe-kafe berdiri berada di sekitaran pinggir pantai. Suasananya seperti perpaduan antara Legian dengan Kuta.
Setelah bolak-balik sepanjang pantai, nyaris tidak ada turis lokal yang kami temui, yang banyak hanyalah anak pantai (yang biasanya jadi guide bagi turis-turis asing). Kami memilih nongkrong di pinggir pantai. Setelah puas menikmati pantai, kami kembali ke penginapan untuk beristirahat. Esoknya, setelah sarapan kami meninggalkan Gili Trawangan, teman-teman dari Bali yang ketemu waktu di Rinjani sedang menunggu kami di Mataram untuk sama-sama ke Bali.
Berharap suatu saat bisa kembali ke Lombok dan menjelajahi tempat-tempat lainnya. Katanya teman saya yang di Lombok, masih banyak pantai-pantai lainnya yang sangat indah, namun belum terlalu dikenal luas. Lombok memang punya potensi pariwisata yang sangat besar. Tinggal butuh pengelolaan yang baik.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
<------------
0 komentar:
Post a Comment